Pengertian Shalat Khusyu’
- Kajian tentang shalat khusyu’ sebenarnya adalah
kajian klasik. Para ulama sejak dahulu sudah memberikan catatan tentang pengertian
shalat khusyu’. Meskipun definisi mereka memakai ungkapan yang berbeda- beda,
tapi pada hakikatnya adalah sama, atau minimal mirip antara satu dengan yang
lain. Bahkan jika kita kaji lebih jauh, keberagaman ungkapan mereka itu
ternyata akan saling melengkapi.
Khusyu’ adalah
ketundukan. Ini adalah pengertian shalat khusyu’ secara bahasa,
sebagaimana disebutkan dalam kamus Munawir. Karena memang pada shalat khusyu’,
sampailah kesadaran jiwa pada pengakuan Allah sebaga zat yang maha tinggi. Maka
dia tunduk pada pengakuan itu, pasrah, tidak hendak berontak sedikitpun. Lalu
sebagai imbalannya dia akan merasakan
kenyamanan atas ketundukannya ini.
pengertian lain khusyu’ secara bahasa adalah ketenangan. Karena
khusyu’ membuat hati kembali pada fitrahnya. Hati yang sebelumnya banyak
berkutat dengan urusan duniawi, ambisi meraih kedudukan, terkotori oleh nafsu
setan, akan kembali pada wilayah aslinya yang penuh ketenangan, jauh dari
kekeruhan, kekotoran, dan kerumitan.
Adapun pengertian khusyu’ dari segi istilah, bisa kita lihat dari
uraian para ulama. Al-Qurthubi mengatakan, “khusyu’ adalah keadaan di jiwa yang
tampak pada anggota tubuh dalam bentuk ketenangan dan kerendahan.” Senada
dengan ini adalah apa yang diucapkan Imam Atha', “khusyu’ artinya tidak sedikitpun
seseorang mempermainkan salah satu anggota tubuhnya."
Penjelasan kedua ulama ini menitik beratkan pada akibat dari
keadaan jiwa pada anggota badan ketika shalat. Dengan memunculkan ketenangan
pada anggota badan. Penjelasan ini mengingatkan kita pada apa yang terjadi
ketika seseorang bisa shalat khusyu’. Khusyu’
menyebabkan hati melebur dalam suasana sakral menghadap Allah. Shalat khusyu’
mengakibatkan hati sibuk dengan perjumpaan itu. Hatinya jadi bergetar,
berdebar, tenang, takut, bercampur terbawa dalam suasana sakral. Saat itu,
seolah yang ada hanya dia dan Rabb-nya.
Waktu itu hatinya jadi terbebas dari was-was setan, dan benar-benar kembali
pada fungsinya sebagai pengatur segala gerak perbuatannya. Maka anggota
badannya turut tunduk pada suasana kedamaian hati ini. Dia tidak akan bergerak,
kecuali gerakan shalat yang telah disyariatkan.
Sedang Ibnu Abbas memberi pengertian khusyu’ dengan berpendapat,
“Artinya penuh rasa takut dan khidmad” Meskipun penjelasan ulama ahli tafsir
al-Quran ini singkat, namun maknanya sangat mendalam. Shalat khusyu’
memunculkan perasaan takut. Yaitu takut akan dirinya yang banyak dosa sedang
menghadap Allah. Takut ketika meresapi bacaan shalat tentang azab dan jauhnya
dari rahmat. Dan juga takut apabila tidak mendapat perlindungan dari Allah.
Khusyu’ juga memunculkan khidmat, semacam ketenangan di jiwa dan anggota badan
seperti penjelasan al-Qurthubi dan Imam
Atha’ sebelumnya.
“Khusyu’ di dalam hati,” kali ini kita dengarkan penjabaran Qatadah
tentang pengertian shalat khusyu’, “adalah rasa takut dan menahan pandangan
dalam shalat.” Dan mirip dengan penjelasan ini adalah apa yang dikatakan Hasan
al-Bashri, beliau berkata, “Kekhusyu’an itu berawal dari dalam sanubari, lalu
terkilas balik ke pandangan mata sehingga menundukkan pandangan dalam shalat.”
Makna shalat khusyu’ berupa rasa takut dan menundukkan pandangan
ini mengingatkan kita pada keadaan rakyat jelata yang sedang menghadap sang
raja. Ada rasa takut di dalam jiwa, dan ketidakberanian untuk mendongak, menatap
langsung mata sang raja. Shalat khusyu’ adalah shalat yang menunduk, pandangan
mata tertuju ke bawah, tidak berani menoleh ke kanan kiri. Menolehnya pandangan
adalah kecacatan kekhusyu’an.
“Khusyu’ adalah suasana hati yang penuh dengan rasa takut, mawas
diri dan tunduk pasrah di hadapan kebesaran Allah. Kemudian semua rasa itu
membekas dalam gerak-gerik anggota tubuh yang penuh hikmat dan konsentrasi
dalam shalat, bahkan terkadang sampai menangis dan memelas kepada Allah,
sehingga tak memperdulikan hal lain.” Demikian ini adalah pengertian shalat khusyu’
yang disebutkan di dalam kitab Al-Khusyu’ karya Hilali.
Pendapat Hilali ini bisa jadi adalah uraian pengertian shalat
khusyu’ yang paling lengkap. Mencakup segala yang telah diuraikan oleh
ulama-ulama sebelumnya, dengan mempertajam pada suasana hati yang benar-benar
total menghadap Allah. Terbawa kesadaran akan siapa dirinya di hadapan Allah.
Seorang hamba yang penuh kelemahan dan kerendahan, menghadap sang Maha Besar
dan Maha Perkasa, meratap dan menangis di hadapan-Nya, terpaku mengabaikan hal
lainnya.
Allahu a’lam bisshawab
(gambar: ace.wikipedia.org)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar